aftermatch
baelinsh
Bau keringat dan deru nafas mengisi sepenjuru ruang ganti di sisi kanan stadion sekolah asrama ini. Mark terduduk di kursi panjang depan loker, melepaskan sepatunya yang sudah kotor oleh tanah habis permainan bola kakinya tadi.
“Awww!”
Dan ini dia sang pengganggu ulung telah datang, Donghyuck.
Lelaki kulit tan dengan rambut coklat acak-acakan penuh keringat itu duduk di samping Mark, mukanya merengut, entah apa yang ia rengutkan.
“Sakit!” Ringisnya.
Mark memutar bola matanya malas. Ia menghadap ke samping, menoleh kepada sang adik tingkat yang katanya sedang kesakitan ini. “Apanya?” Tanya Mark.
“Ini!” Donghyuck mengerang menunjuk ke bagian atas bibirnya. Mark menatap bagian itu, lalu mendapati ada luka lecet kecil di bagian atas bibir berbentuk hati tersebut.
Kan sudah Mark bilang, Donghyuck adalah sang pengganggu ulung. Lihatlah bagaimana luka itu ia dapatkan setelah mengganggu Jaemin ketika mereka baru saja selesai bermain tadi—Mark tadi sebenarnya melihatnya ketika Donghyuck terjerembab ke tanah, namun seperti Mark Lee yang biasanya, ia biarkan saja Donghyuck mendesis merengut sebal.
“'Huu' kan coba,” pinta Donghyuck menunjuk luka goresnya. “Obatin. Sakit,” desisnya.
Mark mendengus. Ia menaruh ke samping sepatunya yang sudah ia lepas kemudian kembali menoleh kepada Donghyuck, mendekatkan badannya kepada sang adik tingkat. Mendekatkan bibirnya kepada luka gores di atas bibir hati itu.
Cup!
Dan Mark Lee pun memberikan obat yang paling ampuh untuk menghilangkan rengutan dan rengekan lelaki itu.
“KAK MARK THANKS!”
Lihatkan, Donghyuck sudah tersenyum lagi. Mark itu hebat, kau tau!